Image and video hosting by TinyPic
Gamepoker Online terpercaya

Pilih Tensioner Satria FU |Mau Otomatis atau Manual?

Pilih Tensioner Satria FU |Mau Otomatis atau Manual?

 

Sudah jadi rahasia umum dikalangan FUers bahwa tensioner Satria FU menjadi titik lemah yang sering dikeluhkan para pengguna Satria FU. Tidak lain karena bunyi berisik yang mudah sekali muncul di FU baru sekalipun akibat per tensioner bawaan motor yang ‘lemah syahwat’. Hal ini sempat pula saya singgung sedikit di artikel 7 Keluhan Satria FU terpopuler sepanjang masa. Selain mengganti per tensioner satria fu orisinil dengan per tensioner aftermarket yang lebih keras/awet, jalan keluar lain yang sering ditempuh FUers adalah mengganti tensioner standar dengan tensioner manual (yg kadang juga disebut tensioner mati atau permanen). Walau cukup banyak pro – kontra tentang penggunaan tensioner manual ini, pada prakteknya banyak FUers yang memilih cara ini dan merasa masalah berisik di mesinnya bisa teratasi. Juga jarang didapati ada keluhan efek samping atau kerusakan yang ditimbulkan akibat pemakaian tensioner manual ini. Nah, pada kesempatan ini, bro Joko Subangun Bantal (anda tentu tak asing lagi dengan nama empunya FU Lone rider ini karena sudah beberapa kali ia sharing tulisan di blog ini) ingin berbagi pengalaman dan analisisnya seputar pemakaian tensioner manual di Satria FU. Oke pemirsa, karena saya tak ingin berpanjang lebar disini jadi silahkan simak langsung ‘celoteh’ ki joko berikut ini :

TENSIONER ADJUSTER VERSI ORI (OTOMATIS) DAN VERSI MANUAL (MODIFIKASI/HASIL SUBSTITUSI)

by. Joko Prasetyo Subangun Bantal
Gak sedikit yang menilai tensioner adjuster FU per-nya lemah…jadi gak kuat menekan rantai keteng.
Tapi menurut hemat saya tensioner adjuster FU itu sudah pas sesuai pemakaian harian yang normal…karena FU kan motor harian, bukan motor balap.
Tapi kalo FU yang notabene motor harian dipakai buat ugal-ugalan..sering disentak-sentak terutama dari gigi 1 ke gigi 2 ya wajar saja kalo tensioner adjuster terasa lemah dan keteng cepet melar dan suara gemericikpun keluar.
Analogi tensioner adjuster itu ibarat setelan rantai roda, dan rantai keteng ya ibarat rantai roda.
Seiring dengan masa pemakaian dan perawatan (kecukupan akan ketersediaan pelumas) maka lambat laun rantai keteng atau rantai roda akan melar.
TENSIONER ADJUSTER OTOMATIS
Tensioner Orisinil Satria FUPada tensioner adjuster orisinil sistem otomatis, bila rantai keteng kendor sedikit saja (sesuai perhitungan para insinyur sijuki) maka tensioner akan menonjok/maju kedepan menekan karet adjuster rantai keteng, dan rantai ketengpun kekencanganya ideal lagi.
Panjang tonjokan/majunya tensioner adjuster yang otomatis/ori ada batasan jangkauannya, ini juga sudah diperhitungkan sama insinyur sijuki, jadi kalo rantai keteng sudah terlalu melar dan jangkauan tensioner adjuster sudah mentok ya tetep aja rantai keteng gak bisa ketekan atau kenceng lagi alias suara tetep berisik. ITU ARTINYA RANTAI KETENGNYA HARUS GANTI
TENSIONER ADJUSTER MANUAL
Tensioner Manual Satria FUPrinsip kerjanya sama dengan yg otomatis, tapi kalo yang manual setiap rantai keteng kendor kita harus repot ngencengin rantai ketengnya dengan cara memajukan tonjokan tensioner adjusternya. Adapun batasan sampai sejauh mana kita memajukan tonjokan tensioner adjusternya ya berdasarkan feeling. Kenapa?..karena rantai keteng gak keliatan…hehehe
Ibarat rantai roda…kalo kendor ya kita ngencenginnya kan secara manual.
Apakah ada yang salah kalo kita memakai tensioner manual?
Tidak ada yg salah bila FU yang tensioner adjusternya sudah sistem otomatis tapi mau pakai yang manual. Yang salah adalah prinsipnya.
Rata-rata orang baru mengganti atau beralih ke tensioner manual ketika tonjokan tensioner adjuster yang ori sudah mentok alias rantai keteng sudah terlalu melar. Setelah itu ganti dengan tensioner adjuster manual. Dan panjang tonjokannya di tambah las-lasan baut pula…alamaaakk.
Ibarat rantai roda yang sudah terlalu melar dan setelannya sudah habis harusnya rantainya yang diganti. Kenapa hrs ganti ??. Karena kalo setelan sudah mentok berarti toleransinya udah habis…jangan malah dipotong dikurangi dan disambung lagi. Karena rantai tersebut sudah tidak layak…dan resiko putus mengintai.
Bila ada yg bilang; “ah saya aman-aman aja tuh sering motong rantai”. Saya cuma menjawab juga; ‘bersykurlah…ente bermain diarea merah tapi tuhan masih sayang sama ente..dan faktor mujurnya pas bagus…tapi apakah mau menggantungkan keselamatan pada faktor mujur terus??..hehe’
Rantai keteng yang udah melar dan tensioner adjuster manualnya sampai ditambah baut supaya bisa menonjok lebih kedepan lagi beresiko membuat keteng putus. Putus karena usia keteng itu sendiri dan putus karena makin tertojok ke depan maka beban getaran yang diterima tensioner manual yang ditambah las-lasan baut tadi juga semakin besar, bisa copot las-lasannya.
Gambarannya seperti rantai roda kendor dan setelannya udah mentok. Karena rantai masih tetap kendor maka bagian bawah rantai kita kasih stabilizer rantai yang menekan keatas. Makin keatas maka beban stabilizer rantai makin berat dan putaran rantaipun justru makin tidak lancar karena makin tertekan berarti medan gesek rantai makin besar.
Jadi kalo mau beralih ke tensioner manual; yang benar adalah ketika rantai keteng masih bagus.
Atau untuk menghemat biaya saat penggantian 1 set, jadi rantai ketengnya baru, tensionernya juga baru tapi yang manual.
—–
Semoga sharing dari bro Joko ini bermanfaat untuk yang sedang berencana memasang tensioner manual atau masih galau dengan tensioner standar satria FU-nya.
Salam,


sumber Satria155

Share and Enjoy

ikut berdiskusi pada "Pilih Tensioner Satria FU |Mau Otomatis atau Manual?"

Posting Komentar

Bagaimana pendapat anda tentang Judi Bola dan Poker Online tersebut, kawan?