Image and video hosting by TinyPic
Gamepoker Online terpercaya

Top Speed Satria FU 160kpj: Hoax or Real deal?

Top Speed Satria FU 160kpj: Hoax or Real deal?

 

 Top speed. Ya, istilah ini adalah salah satu dari beberapa ‘magic word’ yang kerapkali muncul dan selalu jadi topik hangat di banyak obrolan anak motor, termasuk juga dikalangan komunitas satria FU. Entah itu obrolan di warung kopi, di tempat kopdar, ataupun di media forum online seperti milis, facebook dan semacamnya. Selalu ada saja pertanyaan dan diskusi bertemakan top speed. “FU gw kemaren dapet top speed segini gan, wajar gak tuh?” atau “Berapa top speed FU lo bro?” Hmmmm…lebay kah, atau norak?

Gak juga ah, keingintahuan seorang rider tentang top speed motor menurut saya wajar wajar saja, apalagi buat pengguna baru, lumrah kalo penasaran ingin tahu sejauh mana kemampuan tunggangannya. Nah, salah satu tolok ukur performa yang paling sering dipakai adalah topseed alias ‘kecepatan puncak’. Simple saja, karena alat ukur atau indikatornya mudah dilihat dan sudah disediakan oleh pabrikan; yaitu spidometer di motor masing-masing, hehe. Sebagian lagi juga banyak yang memilih menggunakan GPS karena diyakini lebih akurat dibandingkan speedometer bawaan pabrik. Whatever lah, yang jelas tujuannya sama, ingin tahu topspeed motornya sampai berapa.
Nah pemirsa, ngemeng-ngemeng soal test top speed, tadi siang saat iseng browsing–browsing ngabisin waktu libur, saya pun terdampar di salah ‘dua’ artikelnya mas yudi batang (again?? Hehe, kayaknya jodoh nih karena sama-sama doyan sama yang kenceng2  ). Dua duanya artikel lama, yang satu artikel tahun 2010 bercerita tentang kumpulan video top speed berbagai motor dan satu lagi artikel 2011 tentang video seorang FU riders yang ngajakin test speed vixion di jalur pantura cirebon
Membaca sekilas isi artikel, lho kok, kayaknya saya kenal nih sama sosok FU yang ditampilkan di dua video tersebut. Tertulis disitu nama ID youtube si FU rider: “jpsubangun”. Hmmmmm…..gak salah lagi, ini sih si Lone Rider, satria FU miliknya bro Joko Prasetyo Subangun Bantal.
FU Pengelana The Lone Rider
Yak, Rider FU yang satu ini memang saya tahu hobi banget sama yang namanya test topspeed  . Coba saja pemirsa browsing di youtube ID ‘jpsubangun’, pasti deh keluar banyak video yang dia upload saat test top speed satria FU nya. Trek favoritnya untuk menjajal kecepatan puncak si Lone rider adalah jalanan di kisaran Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta timur, yang memang cukup panjang sekitar 1 – 1,5 km kurang lebih. Dan bukan hanya sekali dua kali, ia sudah seringkali sengaja datang ke trek halim di waktu dini hari hanya untuk test top speed disana.
Sedikit kilas balik, saya pertama kali mengenal bro Joko melalui facebook sekitar satu setengah tahun yang lalu, saat itu ia beberapa kali menulis komentar pada postingan saya di salah satu group facebook para FU mania (ssfc). Obrolan di group facebook ini kemudian berlanjut menjadi kopi darat, karena ternyata rumah Joko tak begitu jauh dari tempat saya tinggal saat itu. Jumat malam itupun untuk pertama kalinya kami bertemu muka, ketemuan di sekitaran Tamini Square kemudian dilanjut ngobrol ngalor-ngidul seputar FU sampai jam 3 pagi di samping roti panggang pangkalan jati, Jatiwaringin. Orangnya memang asyik, enak diajak ngobrol, dan yang jelas; kritis dan serba ingin tahu, hehehe. Bahkan, disela-sela obrolan, ia pun sempat menjajal bawa motor saya keliling-keliling. Katanya “gw penasaran, pengen tau kayak gimana sih rasanya FU kalo udah naek cc” :D hehe.
Satria FU The Lone Rider, Si Pengelana Jalanan
Top Speed Satria FU Lone Rider
Oke, cukup sekilas soal empunya motor, bagaimana dengan satria FU nya? Hmmm…jangan bayangkan si Lone Rider –panggilan FU bro Joko- seperti profil FU lain yang pernah saya ulas di sini. Ditengah godaan ‘doping’ bore up dan stroke up yg begitu populer meracuni kalangan FUers, lone rider ini tetap setia dengan 150cc nya. Sampai hari inipun, Si Lone Rider masih tetap setia dengan modifikasi 3 pilar performa FU plug n play saja: Karburator, CDI, dan Knalpot. Sebagai sarjana ekonomi, empu si Lone rider dengan tepat dan cermat menerapkan prinsip ekonomis minimalis bombastis pada satria FU kesayangannya, hehehe. Bisa dilihat dari pilihan part-nya; Karburator ia cukup mempercayakan pada karbu sejuta umat, Keihin PE28. Untuk CDI, ia yakin bahwa kurva pengapian standar adalah yang terbaik untuk spek standar, hanya perlu dihilangkan limiter-nya saja. Atas pertimbangan itu, ia cukup memilih CDI Varro untuk FU yang murah meriah (250rb kalo tidak salah). CDI ini memang mengadopsi kurva pengapian standar tapi dengan limiter lebih tinggi (atau mungkin tanpa limiter sama sekali ya ? :D ). Demikian juga di sektor penyalur gas buang alias knalpot, ia tak ikut latah ngidam DBS dan knalpot-knalpot mainstream lainnya, cukup bikinan bengkel knalpot handmade lokalan saja, kreasi home industry, toh hasilnya ternyata tak kalah dengan knalpot bermerk. Memaksimalkan potensi mesin standar sampai optimal; Begitu prinsipnya Ki Joko Subangun.
Diantara sekian banyak hasil test topspeed si Lone Rider yang dipublikasi, mungkin video inilah yang paling mengundang sorotan:
Video Top Speed Lone Rider, FU 150cc 160kpj (on spido, maret 2012 @trek halim)

Spek Lone Rider di video waktu itu adalah:
  • Mesin standar 150cc
  • Karburator PE28 thailand
  • CDI Varro
  • Knalpot Custom (handmade)
  • Lepas paking 2 lembar biar kompresi lebih tinggi
  • Gear : 13-41
  • Velk Jari Jari 1.40 x 17
  • Ban Belakang : FDR Genzi 80/80
  • Ban Depan Comet M1 70/80
Dikalangan FU sekalipun, capaian top speed si Lone Rider ini cukup mengundang perdebatan. Terutama menyoroti ukuran Final Gear dan Ban yang ukurannya sudah tidak standar (Gear standar FU ukurannya 14-43, Ban Standar FU 80/90 & 70/90). Terlepas dari soal pengaruh ukuran final gear dan ban terhadap simpangan speedo, tetap saja capaian ini tergolong impresif. Karena kenyataannya, FU standar yang pake gear berat atau ban kecil itu banyak, toh tak lantas semuanya sanggup menyentuh angka 160kpj di speedometer :D
Ngabisin rasa penasaran, beberapa waktu lalu Joko kembali menjajal top speed FU nya, kali ini ia mengganti gear set dengan ukuran standar FU: 14-43, plus sedikit sentuhan di lubang in dan ex (porting polished). Hasilnya? Catatan 160kpj tetap mampu ia raih, bahkan kali ini bisa dicapai dengan jarak tempuh yang lebih pendek. Perlu pula diketahui, bahwa speedometer bawaan FU hanya mampu membaca kecepatan sampai 160kpj saja, lebih dari itu, angka di spido akan tetap mentok di 160kpj, tidak bisa lebih.
Video test top speed FU Lone rider 160kpj part II, kali ini dengan gear standar 14-43.
Videonya ini saya dapatkan langsung dari hp empunya, Video ini belum sempat diupload oleh Joko jadi saya minta langsung dari hp nya. Hanya sayang, kamera hp jadul yang dipakainya ikut miring diterpa angin saat mendekati top speed. Tapi masih tetap terlihat 160 kpj tercapai di detik ke 36.

O iya, Joko dan Lone Ridernya juga sempat dua kali nekat nimbrung ikut serta saat kawan2 FU SSFC latihan bersama di Sentul. Kenapa saya bilang nekat? karena sesi utama latihan adalah road race alias cornering. Disaat FU-FU lain menyesuaikan pake ban soft compound ukuran besar (90/80), Joko keukeuh nekat turun dengan kondisi lone rider apa adanya, dengan ban kecil kesayangannya, hadeuhhhh. Ia hanya berujar: “biar entengan la, sadar diri motor standar, biar gak terlalu ketinggalan sama FU-FU lain yang rata-rata udah maen modif mesin” hehehe, ada ada saja emang si aki aki racing ini. :D
http://youtu.be/VD-9-B5myro
Berikut ini beberapa jepretan foto yang saya temukan saat dia ‘nekat’ ikut nyentul dengan ban kecil saat itu.
FU Lone Rider Sentul
Ada satu kejadian menarik saat disentul. Yaitu saat si Lone rider mencoba membuntuti Ninja 250 selama beberapa puteran. Sepertinya memang ki Joko ini penasaran ingin tahu sejauh mana gap diantara motor 150cc dibanding 250cc jika dikebut di trek bebas hambatan seperti Sentul.
Video FU Lone Rider 150cc ngikutin Ninja 250 at Sentul

Menurut testimoni bro Joko, dalam dua lap itu memang gap antara dia dan Ninja 250 didepannya semakin melar. Namun menurutnya juga, lebih disebabkan karena kondisi ban lone rider yg kecil, ia tak berani mengikuti speed Ninja 250 saat melahap tikungan demi tikungan (total lintasan 1 lap sentul =5km dengan 11 tikungan). Sedangkan top speed kedua motor di trek lurus menurutnya ya segitu-segitu aja, berimbang. Hmmm… interesting.
So, bagaimana menurut pemirsa catatan si Lone Rider ini? Hanya ngibul belaka, atau memang begitulah kondisi apa adanya?
Hoax or a Real deal, Its up to you how to judge it.
Lha kalo menurut mas satria155 sendiri gimana?
Hmmm..sederhana saja, karena kebetulan saya tahu persis pria macam apa ki Joko ini, jadi saya tau ini bukan video kibul-kibulan :D
I know that its just the way it is. Simply because i know what kind of man he is.
Happy reading, Happy riding.
Satria155
Last Pic
Empu Lone Rider, Ki Joko Subangun, “Ali Topan Aki-Aki Jalanan” :D

Joko Subangun
My notes:
Artikel ini hanyalah sharing cerita, sama sekali bukan untuk ajang pamer-pameran topspeed, apalagi membanding-membandingkan antar merk yg jelas-jelas akurasi spido-nya jg beda beda.
Kita pun tahu bahwa top speed hanyalah secuil parameter dalam menilai performa mesin. So, don’t take it too seriously. Hanya berpatokan pada top speed semata (apalagi on-speedo) terkadang bisa memberikan impresi yang keliru tentang peforma motor.
Lagian kalo kata pengamat; ‘mang mau ngebut dimanaaaa…? ^_^
SUMBER satria155

ikut berdiskusi pada "Top Speed Satria FU 160kpj: Hoax or Real deal?"

Posting Komentar

Bagaimana pendapat anda tentang Judi Bola dan Poker Online tersebut, kawan?